SENI

Senin, 08 Desember 2008

MONUMEN BERSEJARAH









Patung Selamat Datang
Nama Pematung : Edhi Sunarso

Patung atau Tugu Selamat Datang di depan Hotel Indonesia ini dibuat dalam rangka persiapan penyelenggaraan ASIAN GAMES ke IV di Jakarta pada tahun 1962. Tujuan pembangunan patung ini adalah untuk menyambut tamu-tamu yang tiba di Jakarta dalam rangka pesta olah raga tersebut. Patung tersebut menggambarkan dua orang pemuda-i yang membawa bunga sebagai penyambutan tamu.Hotel Indonesia pada waktu itu merupakan pintu gerbang masuk ibukota Jakarta dan juga merupakan pintu gerbang rangkaian kegiatan pertandingan yang diselenggarakan di Istora Senayan. Pada masa itu semua tamu asing yang datang di Jakarta masuk melalui bandara Internasional Kemayoran dan langsung menuju ke hotel Indonesia yang menjadi tempat penginapan bagi mereka, sehingga sebelum mereka memasuki hotel maka mereka akan mendapatkan patung Selamat Datang ini di depannya.
Ide pembuatan patung ini berasal dari Presiden Soekarno dan design awalnya dikerjakan oleh Henk Ngantung yang pada saat itu merupakan wakil Gubernur DKI Jakarta. Patung terbuat dari perunggu. Tinggi patung dari kepala sampai kaki 5 meter. Sedangkan tinggi seluruhnya dari kaki hingga tangan yang melambai adalah 7 meter. Sementara tinggi voetstuk atau kaki patung adalah 10 meter dikerjakan oleh PN. Pembangunan Perumahan. Pelaksana pembuatan patung adalah team pematung Keluarga Arca pimpinan Edhi Sunarso di Karangwuni. Pada saat pembuatan presiden Soekarno didampingi Duta Besar Amerika pada saat itu Mr. Jones beserta para menteri sempat berkunjung ke sanggar Edhi Sunarso. Pembuatan patung ini memakan waktu sekitar satu tahun. Diresmikan oleh Bung Karno pada tahun 1962.


Monas (Monumen Nasional)
Nama Arsitek : F.Silaban

Monumen Nasional terletak di pusat Jakarta, di depan Istana Negara dan dalam area gedung-gedung kantor pemerintahan. Pembangunan menara ini dimulai pada tanggal 17 Agustus 1961 oleh Presiden Soekarno dengan Soedarsono dan Silaban sebagai arsiteknya dalam rangka menunjukkan semangat kemerdekaan bangsa Indonesia, dilambangkan sebagai obor dengan api yang menyala-nyala di atasnya, monumen ini juga melambangkan lingga dan yoni yang merupakan perwujudan kesuburan tanah air Indonesia, atau juga melambangkan alu dan lumpang (penumbuk padi) juga perwujudan kesuburan dan kemakmuran bangsa Indonesia. Pembangunan selesai pada tanggal 12 Juli 1975 pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. Tinggi menara ini 137 meter, nyala api yang terbuat dari perunggu seberat 14,5 ton dilapisi emas seberat 35 kilogram, bentuk piringan persegi dibawahnya berukuran lebar 45 X 45 meter dan tinggi 17 meter, dan ruangan Sejarah Nasional di dalamnya mempunyai tinggi langit-langit 8 meter.



Patung Pembebasan Irian Barat
Nama Pematung : Edhi Sunarso

Patung perunggu ini dibuat untuk memperingati kebebasan Irian Barat atau Irian Jaya yang sekarang disebut Papua dari tangan penjajahan Belanda, dilambangkan dengan seorang laki-laki dengan rantai yang sudah putus mengangkat tangannya sebagai ekpresi kemerdekaan.Berlokasi di Lapangan Banteng dekat Hotel Borobudur dan Gedung Departemen Keuangan, daerah ini dulunya dipakai untuk terminal bus, tetapi sekarang dipakai untuk tempat budi daya dan pameran tanaman.



Patung Pemuda Membangun
Nama Pematung : Matvei Manizer dan anaknya Otto Manizer (Rusia)

Nama resmi dari patung ini adalah Patung Pahlawan, tetapi karena bentuk dari figur lelaki yang memakai topi caping seperti yang sering dipakai oleh petani maka patung ini disebut Patung Pak Tani. Patung ini dibuat untuk memberi penghargaan pada para pejuang kemerdekaan Indonesia, dilambangkan dengan seorang lelaki memakai caping dan menyandang senapan sedang meminta restu pada wanita yang ada disisinya untuk maju ke medan perang. Cerita asal muasal patung ini dimulai ketika Presiden Soekarno berkunjung ke Moskow dan disana beliau terkesan pada patung-patung yang ada di ibukota Rusia tersebut, sehingga Presiden Rusia pada saat itu mengenalkan Presiden Soekarno pada seniman pembuat dari patung-patung tersebut, Matvei Manizer dan anaknya Otto Manizer. Yang kemudian diundang untuk datang ke Jakarta untuk membuat patung yang melambangkan semangat kemerdekaan, kemudian kedua pematung ini berkelana ke daerah-daerah pedesaan di Indonesia dan menemukan sebuah legenda Jawa Barat yang menceritakan seorang Ibu yang mengiringi anaknya untuk pergi ke medan perang, sang Ibu memberikan semangat supaya kuat tekadnya untuk memenangkan setiap peperangan, serta selalu ingat kepada orang tua dan negaranya.Patung perunggu ini dibuat di Rusia dan dibawa ke Indonesia menggunakan kapal laut, diresmikan pada tahun 1963 oleh Presiden Soekarno. Pada papan di monumen ini tertulis “Bangsa yang menghargai pahlawannya adalah bangsa yang besar”




Patung Dirgantara
Nama Pematung : Edhi Sunarso

Dikenal juga dengan nama patung Pancoran, Patung ini menghadap ke Utara dengan tangannya mengacung ke bekas Bandar Udara Internasional Kemayoran, lokasinya dekat dengan Markas Besar Angkatan Udara di Selatannya dan Bandar Udara Domestik Halim Perdana Kusuma di Tenggaranya.Melambangkan kekuatan angkatan udara Indonesia, dengan bentuk patung manusia yang kuat dan berani terbang menjelajah angkasa.Presiden Soekarno ingin menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan dilindungi oleh angkatan udara yang kuat dan dilayani oleh transportasi udara yang solid sebagai sarana perpindahan manusia.Bertempat di kawasan Pancoran dan juga disebut sebagai Patung Pancoran, patungnya memiliki tinggi 11 meter terbuat dari 11 ton perunggu, dengan landasan berbentuk lengkungan dari beton setinggi 27 meter.Dirancang oleh Edhi Sunarso, dibuat oleh seniman Keluarga Arca dari Yogyakarta, dan diawasi langsung oleh Presiden Soekarno sendiri, patung ini selesai dibangun dalam dua tahun (1964-1965).


Ballade Pour Adeline - Richard Clayderman